Alasan PHK Besar-besaran Amazon, Twitter, dan Vimeo

Kondisi ekonomi membuat PHK Amazon, Twitter, dan Vimeo. Hal ini guna memangkas banyak beban pekerjanya. Ribuan orang pun kehilangan pekerjaannya di awal 2023.

Alasan PHK Besar-besaran Amazon, Twitter, dan Vimeo
PHK Amazon, Twitter, dan Vimeo

Badai PHK besar-besaran belum berakhir. Sejak pandemi melanda seluruh dunia pada awal 2020 lalu, banyak perusahaan yang kesulitan mengatasi gejolak ekonomi dalam bisnis mereka. Akibatnya, ribuan hingga jutaan orang di berbagai negara kehilangan mata pencaharian mereka.

Hal ini pun dialami oleh perusahaan raksasa Amazon, Twitter, dan Vimeo. Ketiganya banyak memangkas beban pekerjanya, bahkan di awal 2023 ini.

Dimulai dari Amazon, lebih dari 18.000 karyawan diberhentikan pada 18 Januari. tafansa.id mengutip dari laporan Variety, kebanyakan karyawan yang diberhentikan itu berasal dari Amazon Stores serta divisi People, Experience, and Technology.

18.000 karyawan yang di-PHK pada musim gugur lalu, mewakili sekitar 1,2% dari kurang lebih 1,5 juta pekerja penuh dan paruh waktu di perusahaan per September lalu.

Menurut New York Times, Amazon juga pernah merumahkan sekitar 10.000 karyawan di November 2022 silam.

Sementara Twitter, perusahaan media sosial ini kembali mengurangi karyawan mereka pada 8 Januari 2023. Mereka yang terdampak berasal dari tim moderasi konten global khususnya unit yang berkaitan dengan ujaran kebencian dan pelecehan.

Melansir Reuters dari laporan Bloomberg, ada lebih dari 12 orang karyawan yang kehilangan pekerjaannya di markas Twitter di Dublin, Irlandia, dan Singapura.

Tim lain yang terpaksa kehilangan pekerjaannya adalah tim kebijakan soal misinformasi, seruan global, dan media milik negara. Hal ini mereka lakukan pada 6 Januari.

Twitter juga mem-PHK kurang lebih 3.700 orang di November karena kebijakan pengurangan biaya Elon Musk. Ratusan orang pun pergi dari perusahaan setelah aksi pemilik baru perusahaan itu.

Satu bulan setelahnya, atau di Desember 2022, Twitter dituntut karena perusahaan tidak berimbang memecat banyak karyawan perempuan.

Perusahaan global lainnya yang memecat banyak karyawannya adalah Vimeo. Layanan berbagi video ini mengurangi jumlah karyawan penuh waktunya sebanyak 11% pada 4 Januari waktu setempat.

PHK global ini merupakan keputusan sulit karena Vimeo lebih fokus di tengah ketidakpastian ekonomi. Proses ini diperkirakan akan selesai secara substansial di akhir kuartal pertama 2023.

Per 31 Desember 2021, Vimeo memiliki 1.219 karyawan tetap, dan di Juli 2022, mereka merumahkan 6% karyawannya. Menurut Vimeo Anjali, selaku CEO Vimeo, ia melihat kemerosotan lanjutan dalam ekonomi perusahaannya.

Hal ini bisa dilihat pada kuartal ketiga 2022, kerugian bersihnya Vimeo meningkat menjadi 21,4 juta dolar AS.

 

Sumber gambar: https://akcdn.detik.net.id/visual/2018/02/28/5815a548-f44e-4b50-a375-8f4f79619e7d_169.jpeg?w=715&q=90