Menurut penelitian terbaru dari Nipissing University di Ontario, Kanada, gairah seks seseorang bisa diprediksi dari ukuran dan bentuk wajahnya.

Studi ini dipublikasikan dalam edisi terbaru jurnal Archives of Sexual Behavior 2022. Studi tersebut menemukan bahwa pria dan wanita yang memiliki wajah lebih pendek dan lebih lebar lebih termotivasi secara seksual daripada yang lain.

Untuk penelitian ini, tim mengukur parameter wajah termasuk rasio lebar dan tinggi wajah (dikenal sebagai FWHR). Mereka mencatat bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pria, yang memiliki wajah persegi atau FWHR tinggi, umumnya lebih agresif dan lebih dominan. Mereka cenderung lebih menarik sebagai pasangan seksual jangka pendek dibandingkan pria yang memiliki wajah lebih tirus dan panjang.

Pria ini juga cenderung memiliki sifat psikopat dan dorongan berprestasi yang lebih besar. Mereka sukses secara finansial yang membuat mereka menarik sebagai pasangan seksual jangka pendek.

Perbedaan struktur wajah ini sebenarnya bisa disebabkan oleh perbedaan kadar testosteron dalam darah. Perkembangan anak laki-laki sekitar masa puber bisa menjadi alasan mendasar mengapa ada perbedaan dalam sikap dan dorongan seksual.

Para peneliti mendefinisikan "dorongan seks" sebagai "kekuatan motivasi seksual seseorang" dan merupakan penanda "kebugaran reproduksi".

Arnocky, penelit dari Nipissing University di Ontario, Kanada menulis bahwa ini adalah hasil dari dua penelitian terpisah yang dilakukan di kalangan mahasiswa. Untuk studi pertama 145 mahasiswa (individu heteroseksual dengan 69 laki-laki dan sisanya perempuan) yang berada dalam hubungan romantis dimasukkan. Pesertanya kebanyakan keturunan bule (82 persen).

Mereka menyelesaikan kuesioner tentang dorongan seks dan perilaku hubungan mereka. Sex drive Questionnaire (SDQ) digunakan sebagai alat untuk mengukur dorongan seks dan sikap serta perilaku seksual. Selain itu, rasio lebar-ke-tinggi wajah juga dihitung untuk orang-orang ini.

Studi kedua dari kota Kanada yang berbeda mencakup 314 siswa (43 persen pria dengan usia rata-rata sekitar 20 tahun) dan di sini kuesioner diperluas untuk memasukkan pertanyaan tentang orientasi seksual, perselingkuhan dan kemungkinan mereka selingkuh dan orientasi sosioseksual mereka. Orientasi sosioseksual mengacu pada tingkat kenyamanan dan sikap terhadap seks bebas tanpa pamrih. Di sini juga sebagian besar peserta adalah Kaukasia (92 persen).

Ketika ditanya tentang orientasi seksual, tujuh orang dilaporkan homoseksual, enam biseksual dan 9 lainnya. SDQ juga digunakan untuk mengukur dorongan seks peserta dalam penelitian ini. Inventarisasi Orientasi Sosioseksual yang Direvisi (SOI-R) adalah kuesioner lain yang digunakan untuk memeriksa orientasi sosioseksual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa FWHR dapat digunakan untuk memprediksi beberapa perilaku seksual di antara partisipan. Pria dan wanita yang memiliki wajah persegi lebar dengan FWHR tinggi memiliki dorongan seks yang lebih besar daripada yang lain.

Arnocky mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa karakteristik wajah merupakan prediktor penting dari motivasi seksual manusia. Pria dengan FWHR yang lebih besar juga lebih "lunak" dalam hal seks bebas dan bagi mereka tidak setia kepada pasangannya juga menjadi pertimbangan.